Senin, 12 Oktober 2015

Si Cantik Pintar Berpose itu, Zhafirra

Gigi kelincinya terlihat jelas ketika senyumnya melebar. Cantik, lucu, dan pintar mengambil hati siapa saja di dekatnya.

Matanya yang fokus melihat ke lensa kamera, membuat saya dan suami sering mengabadikannya dalam kamera. Bahkan secara khusus saya membuatkan gaun untuknya untuk sebuah photography berkonsep. Dan dengan senang hati Zhafirra memakai gaun yang terinspirasi dari kelopak bunga dengan aksesoris mahkota daun.

Zhafirra kemudian berpose mengikuti arahan papa dan mamanya.Zhafirra sangat senang melakukannya dan ekspresinya cukup natural. 


Sesungguhnya kami lebih mirip sebuah tim; Zhafirra sang model, papa sugeng sebagai photografer, dan saya fashion designer untuk dia sesekali pengarah gaya. Ah, menyenangkan menjadi sebuah tim yang kompak dalam pemotretan berkonsep ini. Terutama tidak mudah menemukan seorang gadis kecil yang mudah menerima arahan agar mendapatkan foto yang bagus.

Lihat semerbak senyum zhafirra pada foto hasil jepretan papa. Tak terlihat bahwa rumput-rumput tajam itu terasa menusuk di kakinya. Tak terlihat bahwa beberapa saat sebelumnya dia meringis dan minta digendong, karena mama lupa memakaikan legging di kakinya sehingga terasa sakit ketika menabrak rumput.

Tak terlihat juga syal dari pita yang melingkar di lehernya membuatnya tak nyaman. Badannya diam dan membiarkan ekspresinya larut dalam suasana yang menggambarkan keceriaan.

Terlalu dini untuk menyebut anak sekecil itu sudah memahami profesionalisme. Untuk sebuah koleksi pribadi, dalam usianya 3,5 tahun dia mampu memahami, hasil foto papa tergantung pose dan senyumya. 

Suatu ketika, saya dan papanya mengikuti lomba foto puyo pudding.  Dengan semangatnya ia membiarkan kami mendandaninya. 2 kuncir rambutnya menambah kelucuan ekpresinya. Seperti sesi foto yang lain, dia bergaya mengikuti arahan papa. Jadilah foto yang menggemaskan ini. Yang tak pernah membuat kami bosan melihatnya. 

Semakin mengujinya dengan berbagai sesi foto, profesionalisme Zhafirra semakin terlihat dari mudahnya menerima arahan, menangkap konsep "kliennya" sang fotografer, mudah bekerjasama sebagai sebuah tim. Bahkan terkadang dia meminta difoto dengan pilihan gayanya sendiri. Voila!! Bahkan gaya itu lebih lucu dari arahan mama papanya.

Sungguh saya belajar banyak dari sikapnya.  Profesionalisme itu muncul ketika kita menyenangi apa yang kita lakukan, menyelami tugas kita, mengerahkan upaya maksimal untuk melakukannya, kemudian hasil yang sesuai dengan harapan pemberi tugas akan muncul. Bahkan kita akan mampu melebihi harapan itu. Profesionalisme memungkinkan itu.


Aku sangat mengaguminya dan selalu bersyukur bahwa si cantik pintar berpose itu, Zhafirra, gadis kecilku. Aku selalu belajar banyak darinya. Terima kasih ya Allah.


Tidak ada komentar: