Rabu, 30 Desember 2015

Tips memasak : Tumis Pare Ikan Asin

Sejak kapan ya saya hobi memasak :-) Saya ingat sekali, suatu hari asisten rumah tangga (ART) yang biasa membantu memasak, berhenti bekerja di tempat saya. Kejadian ini kurang lebih 3 tahun lalu. Bagi saya, ditinggal ART tidak harus menjadi akhir dunia. Justru kita sebagai Ibu bekerja harus mampu survive, salah satunya adalah belajar memasak untuk keluarga. Belajar dari mana saja, dari teman, internet, maupun televisi. Bahkan saya mulai mengembangkan resep sendiri yang disukai keluarga kecil saya, salah satunya resep memasak pare. Inilah titik balik kesukaan saya memasak sampai akhirnya saya mengkategorikan diri "Bisa memasak" :-). Bahkan saya sering membawa bekal ke kantor baik untuk saya sendiri maupun suami.


Sekarang bicara mengenai masakan. Tidak pernah membayangkan saya akan menyukai masakan berbahan utama pare. Dulu itu rasanya pare seperti musuh saya. Tapi setelah membaca manfaat pare untuk kesehatan saya pun belajar menyukai pare dengan membuat resep masakan sendiri. Silakan lihat manfaat pare lebih detail di web ini : http://manfaat.co.id/manfaat-pare.  


Awalnya agak anti dengan rasanya yang masih pahit. Tapi akhirnya saya menemukan cara untuk mengurangi rasa pahitnya hingga 95%. Dengan resep masakan pare saya ini, suami yang awalnya tidak suka pare pun mulai suka, sama seperti saya. Berikut saya ingin berbagi tips memasak pare sekaligus menghilangkan rasa pahitnya.

Bahan Utama  : tauge, pare, ikan asin

Untuk menghilangkan pahit pare, lakukan langkah-langkah ini. Iris 3 buah pare ukuran sedang seperti berikut. Kemudian cuci dengan 1 sendok garam dan air secukupnya lalu remas-remas selama 1 menit, ulangi lagi 3-4 kali. Yang terakhir rendam kurang lebih 5 menit dengan air garam, lalu buang airnya. Tiriskan pare seperti dibawah ini. 

Siapkan bahan utama lainnya seperti ikan asin (bisa teri medan, atau ikan asin ukuran agak besar, bisa juga cumi asin). Ikan  asin dalam resep ini terdiri dari :
- 2 sendok teri medan
- 1 sendok rebon 


Masih ada cara lainnya menghilangkan pahit pare. Teruskan membaca sampai selesai ya :-)

Selanjutkan siapkan bumbu berikut : 
- Lengkuas 2 cm, 1 lembar daun salam,6 siung bawang merah dan 5 siung bawang putih iris halus, 6 cabe rawit atau sesuai selera, garam dan gula sesuai selera.



Langkah selanjutnya, tumis bumbu diatas, kemudian masukkan pare beserta ikan asin yang sudah digoreng hingga kecoklatan.



Langkah berikutnya, ini penting untuk menyeimbangkan rasa. Tambahkan kecap berikut :
- Kecap asin 1 sendok teh
- Kecap manis 2 sendok makan
- Saus Tiram 1 sendok teh
- Saus Teriyaki 1 sendok teh
Sekali lagi, kombinasi kecap ini sesuai selera ya. Kalau tidak terlalu suka manis, kecap manisnya bisa di kurangi. Walaupun di lidah saya, kombinasinya terasa sudah pas. Keseimbangan rasa asin dan manis ini yang membuat pahit pare hampir tidak terasa lagi. Bahkan pare terasa lezat alias nagih hehe :-) 




Nah, setelah kecap ini ditambahkan warna pare pasti berubah kecoklatan. Kira-kira 4 menit sebelum diangkat, tambahkan tauge, supaya pahit pare menyebar ke sayuran ini. Aduk rata sampai warna tauge juga berubah kecoklatan.



Silakan melihat video memasaknya di channel youtube yuyun choiriah berikut ini : https://youtu.be/eyfWKjfpB4k

Selamat mencoba :)












Rabu, 23 Desember 2015

Petuah Kepemimpinan dari Menteri Pariwisata

Hari itu, saya berkesempatan menghadiri acara penghargaan Indonesia Most Admired CEO yang diadakan Warta Ekonomi di Hotell Pullman. Sambil mengambil gambar pimpinan perusahaan tempat saya bekerja yang terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan bergengsi tersebut, saya mencuri dengar petuah-petuah para pemimpin negeri ini untuk para CEO yang hadir. Siapa tahu bermanfaat untuk diri kita karena kita semua adalah pemimpin untuk diri sendiri.




Salah satu yang menarik buat saya adalah petuah Menteri Pariwisata, Bapak Arief Yahya, yang diuraikan  dalam sesi CEO Talk di acara tersebut. Beliau mengatakan seorang pemimpin harus memiliki imaginasi atau visi yang jauh ke depan.

"Imaginasi yang berawal dari akhir," kata Pak Arief memulai pidatonya.

Sebuah imaginasi yang berawal dari akhir yang beliau maksud adalah pemimpin harus membayangkan end result dari imaginasi tersebut. End story dari imaginasi itu, akan menunjukkan arah kemana organisasi akan melangkah. Kemudian bagaimana memulainya ? Pak Arief melanjutkan ceritanya. Rasanya setiap kalimat yang beliau ucapkan sudah merupakan petuah yang dalam.

"Yang pertama, Pemimpin harus fokus pada program top three atau top five saja."

Betul juga yang beliau katakan. Terlalu banyak program, kita bisa menjadi tidak fokus dan terkadang bisa memboroskan anggaran. Sedikit program namun dengan dampak yang besar tentu akan lebih baik.

"Yang kedua adalah, mengutamakan yang utama. Mengalokasikan resources ke sana."

Setelah mengetahui top three atau top five, maka pemimpin bisa lebih fokus untuk mengarahkan sumber daya yang ada untuk mewujudkan hal-hal yang menjadi prioritas. Dalam skala kecil pun prinsip ini bisa kita terapkan sehari-hari. Misalnya, dalam bekerja, tentunya di antara sekian banyak rutinitas kita punya beberapa prioritas yang harus diutamakan dibandingkan hal lainnya. Bukan berarti hal lainnya tidak penting. hanya saja sebagai pekerja, waktu, sumber daya, dan tenaga kita terbatas.

"Yang ketiga adalah membuat aksi. Visi dengan aksi akan merubah dunia. Aksi tanpa visi bisa populer tapi hanya sensasi, bukan portofolio bisnis yang sebenarnya. Sedangkan visi tanpa aksi hanya ilusi," demikian Pak Arief melanjutkan petuahnya.

Wah indah sekali Pak Arief mengungkapkannya, sampai saya otak saya membelah masing-masing informasi tersebut, mengurai kerumitan kata, mencernanya dan mencari contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

"Visi dengan aksi akan merubah dunia". Saya pernah membaca yang diungkapkan Tim Cook, CEO Apple. Steve Jobs ingin membuat produk Apple yang merubah dunia. Visi Steve Jobs kini menjadi nyata. Bagaimana dulu IPOD menggantikan "walk man" sehingga kita menikmati musik dengan cara yang berbeda, termasuk kemudahannya mengakses lagu dalam Itunes. Bagaimana Mac Booc memberikan eksklusivitas bagi penggunanya. Bagaimana Iphone menjadi trendsetter hingga pada peluncuran pertamanya orang akan rela mengantri dari pagi buta untuk menjadi yang pertama mendapatkan Iphone. Rasanya merinding kalau membaca cerita-cerita ini. Visi yang disertai aksi memang akan merubah dunia.

Kalimat Pak Arief berikutnya, " Aksi tanpa visi bisa populer tapi hanya sensasi, bukan portofolio bisnis yang sebenarnya." Hmm... Kalau kita amati di sekeliling kita banyak juga orang-orang yang melakukan hal ini. Membuat aksi-aksi populer yang kemudian menjadi sensasi. Tiba-tiba saya teringat kisah PT Sekawan yang disuspensi BEI karena terkait dengan isu goreng saham yang pemberitaannya cukup ramai awal November 2015. Ada salah satu blog yang membahas hal ini http://www.creative-trader.com/2015/11/16/misteri-mr-r-di-saham-siap/. Mengutip dari blog tersebut PT Sekawan Intipratama Tbk adalah perusahaan yang sebelumnya bergerak di industri percetakan kertas dan plastik, namun pada tahun 2014 lalu tiba-tiba berpindah ke industri pertambangan batubara.

"Setelah masuk ke bisnis batu bara, harga saham Sekawan mulai menanjak dari di bawah Rp 200 per lembar menjadi di atas Rp 460 per lembar. Kapitalisasi pasarnya pun menanjak hingga dua kali lipat meski bermodalkan izin tambang."

Sejak IPO saham ini bisa dibilang tidak diminati oleh investor,  namun kondisi tersebut berubah sejak bulan Juli 2014 dimana perusahaan ini memutuskan untuk Right Issue untuk berpindah haluan bisnis ke saham batubara. Sahamnya bukan hanya naik dari 100an ke 400an namun volume perdagangannya juga naik dari kurang dari 1M sehari sampai ke 250M sehari. Setelah kejadian itu, harga saham kembali ke bawah 100. Akhirnya sahamnya di suspend.


 Kalimat berikut selanjutnya "Visi tanpa aksi hanya ilusi."Kalau terkait hal ini tidak perlu susah-susah contohnya. Kita sebagai individu pasti pernah mengalami ini. Waktu kecil ketika di tanya cita-citanya jadi apa, kemungkinan berbeda dengan apa yang kita raih sekarang. Hambatan terkadang membuat kita hampir menyerah dan bahkan kita menyerah tanpa pernah mencobanya.

Seorang teman berusia di awal 30 tahun keluar dari tempatnya bekerja sebagai senior manajer di sebuah perusahaan besar. Alasan dia keluar adalah ingin mencoba berbisnis kacamata online berpartner dengan rekannya, desainer kaca mata di luar negeri. Dia katakan. "Mumpung masih muda, aku harus mencobanya sekarang. Kalau tidak aku akan menyesal karena tidak mencoba melakukan visi ini. Jika aku gagal, aku tak akan pernah menyesal karena pernah mencobanya. Setidaknya aku tahu itu mungkin bukan jalanku." Aku mengagumi sosoknya yang keluar dari tempat kerja yang cukup nyaman dan mewujudkan visinya. Karena kalau tidak, visi hanya sekedar ilusi.

Terakhir Pak Arief menyampaikan suatu hal yang tidak kalah pentingnya, "Bagi follower seeing is believing. Bagi Visioner believing is seeing,"

Ternyata yang beliau maksud, ini adalah perbedaan pemimpin dan pasukan yang dipimpinnya. CEO bisa mempunyai ribuan pasukan. Tapi ia tidak mempunyai mukzizat untuk mewujudkan imaginasinya. Sehingga ia harus berusaha sekuat tenaga meyakinkan pasukannya bahwa imaginasi atau visinya tersebut adalah benar. Pemimpin harus berusaha mempercayai visinya, dan menjadikan visi itu sebuah kenyataan.

Menurut beliau kuncinya meyakinkan pasukan adalah "Walk the Talk". Konsep ini sama dengan yang diterapkan pimpinan saya di tempat saya bekerja. Bahwa pemimpin juga melaksanakan apa yang ia katakan, mampu membuktikan apa yang ia katakan agar pasukannya yakin untuk mengikuti kemana pemimpin melangkah. Dengan mampu membuktikan bahwa visinya benar, pasukan akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk mencapai visi tersebut.

'Hanya dengan memiliki pasukan dengan tingkat confident yang tinggi kita bisa mencapai apa yang kita inginkan," tutup Pak Arief.

Terima kasih atas petuahnya Pak Arief. Semoga sektor pariwisata Indonesia semakin bersinar dengan kepemimpinan Bapak.

Silakan melanjutkan melihat cerita lainnya di link berikut
http://sekatayuyun.blogspot.co.id/2015/12/fashion-10-tahun-lalu-dan-kini.html



























Senin, 07 Desember 2015

Fashion, kecantikan 10 tahun lalu dan wajahnya kini

Bicara soal perkembangan fashion, di Indonesia khususnya, dalam kacamata saya kini karya anak bangsa telah menemukan jati dirinya. 10 tahun lalu, gaya fashion yang lebih modern mulai muncul di tahun 2005 setelah lepas dari gaya tahun 90an. Kiblat fashion Indonesia dulu masih cenderung ke fashion barat sehingga industri fashion Indonesia banyak dipengaruhi trend dari luar negeri.


Kini pembelajaran mengenai fashion internasional dalam kurun waktu 10 tahun ini telah membuahkan hasil. Buah manis inilah yang dipetik oleh desainer muda yang kini bertebaran namanya. Dari kiblat barat 10 tahun lalu, kiblat fashion Indonesia mulai bergeser ke negeri sendiri. Bahkan Indonesia dalam 5 - 10 kedepan disebut-sebut sebagai salah satu kiblat fashion dunia untuk fashion muslim. Di tahun 2015, industri fashion Indonesia tidak lagi didominasi oleh desainer senior namun desainer muda mulai muncul dengan ciri khasnya sendiri. Mereka bahkan mampu mengangkat fashion bernuansa budaya Indonesia ke kancah internasional. Inilah mengapa saya katakan kini fashion tanah air telah menemukan jati dirinya.

Sebut saja Zaskia Sungkar yang baru 2 tahun terjun di dunia mode, sudah menunjukkan rancangannya di khalayak New York. Apalagi sejak instagram mulai banyak digunakan di Indonesia beberapa tahun yang lalu. Kreativitas dalam fashion dan kecantikan menjadi tak terbendung. Zaskia dan anak muda lainnya bebas mengkreasikan busana dan make up sesuai kepribadiannya. Hal ini mendorong munculnya brand-brand lokal baru yang membawa ciri khasnya tersendiri. Kemudahan mendirikan toko online juga mendukung industri fashion Indonesia semakin berkembang seperti yang kita lihat kini.


Mari sejenak kita kembali ke pertengahan tahun 2000 dan mengingat seperti apa gaya fashion 10 tahun yang lalu dan saat ini. 10 tahun lalu saya masih ingat ketika skinny jeans mulai trend. Model jeans ini memang mulai berevolusi di awal tahun 2000 dengan bentuk yang menonjolkan lekuk badan seperti yang kita banyak lihat sekarang. Di tahun 2005 inilah rasanya jeans cewek menjadi lebih feminim. Sedangkan make up yang melengkapi penampilan ini dipilih yang natural dan simple..


Kalau dulu memakai jeans itu rasanya kurang formal dan lebih banyak dipasangkan dengan kaos atau kemeja, tapi kini untuk padu padan jeans di 2015 berbeda. Atasan batik maupun kebaya yang dipasangkan dengan jeans akan merubah penampilan terkesan lebih formal.

Tren di industri fashion tidak lepas dari tren kecantikan tentunya.  Dulu make up banyak berkiblat ke barat dengan nuansa natural maupun eyeliner tebal yang memberikan garis tegas pada mata. Serta tatanan rambut yang terkesan berantakan.
Tren kecantikan kini juga semakin berkembang di bandingkan 10 tahun lalu.Kini,  perkembangan tren kecantikan banyak dipengaruhi nuansa asia, salah satunya korea dan jepang. Make up yang digunakan kini lebih terlihat natural, segar dan flawless atau tanpa cela. Tatanan rambut yang disukai adalah yang memberi kesan clean dan segar.


Namun ada juga yang mengadopsi make up yang lebih berani untk mengekspresikan kepribadian pemakainya. Kini, menggunakan jeans dengan atasan peplum, rasanya wajar saja jika disandingkan dengan make up yang lebih berani, seperti lipstik warna merah atau matte.


Dari sisi desain, 10 tahun lalu fashion banyak didominasi warna tunggal, dan kurang berani dalam memadukan beberapa warna berbeda. Kemudian cutting dan tampilannya juga lebih sederhana.


Tapi kini, fashion Indonesia sangat variatif. Dari sisi warna, lebih berani menggabungkan berbagai macam warna. Motif bunga yang segar atau floral print menjadi salah satu pilihan favorit. Keramaian warna bunga biasanya akan diseimbangkan dengan bawahan/atasan yang polos. Cutting yang diadopsi juga lebih terlihat modern dan menarik. Satu hal lagi yang cukup menjadi trend di masa kini yaitu pemakaian outer pada penampilan berhijab maupun tidak kini semakin banyak. Outer menjadi layaknya obat keren  bagi penampilan kita.


Penampilan di atas sangat menggambarkan penampikan masa kini. Outer motif floral print, jeans skinny, dan make up beraliran pop korea dengan bentuk alis khas artis korea.Make up seperti ini sangat cocok untuk penampilan sehari-hari yang casual.

Bagaimana dengan 10 tahun lalu ? Outer seperti apa yang banyak dipakai ? Saya ingat, sweater menjadi koleksi wajib bagi para cewek. Sweater bahan rajut terutama. Model seperti ini salah satunya.


Karena saya memakai hijab, saya ingin membahas lebih detail fashion hijab10 tahun lalu dibandingkan sekarang. 10 tahun lalu, fashion muslim masih simple dan belum sevariatif sekarang. Kerudung sudah memiliki desain yang berbeda dengan jahitan seperti ujung topi atau yang disebut pet. Desain baju muslim di 2005 banyak mengadopsi desain dari Timur tengah maupun arab. Aplikasi payet diandalkan untuk membuat rancangan baju terkesan mewah

Sekarang fashion muslim lebih kreatif lagi terutama dilihat dari tampilan kerudungnya tidak terpaku pada satu jenis saja misalnya, kerudung dengan pet, namun menampilkan pasmina yang dililit dengan cara yang unik. Dari sisi desain, kini desain fashion muslim banyak memadukan nuansa modern yang bersandingan dengan nuansa budaya.

Sebagai contoh Dian Pelangi. Sangat menarik buat saya untuk mengamati kiprah Dian Pelangi, desainer kondang Indonesia yang sudah banyak menunjukkan karyanya di panggung runway internasional. Desainer muda ini secara konsisten sejak 4 tahun yang lalu memunculkan tenun palembang sebagai kekuatan rancangannya. Atasan peplum yang modern sentuhan Dian tidak meninggalkan nuansa Indonesia. Dian berhasil menjadi trensetter dengan rancangan tenunnya yang terkesan chic dan modern untuk hijaber masa kini. Selain itu, Dian juga cukup mempengaruhi para hijaber menggunakan make up yang tegas atau liptik warna berani untuk melengkapi penampilannya. Malah saya pernah membaca salah satu tips make up untuk hijaber supaya tampil segar, adalah menggunakan make up yang tegas, seperti contoh make up Dian Pelangi dalam foto berikut.


Fashion 2015 yang bertemakan timur tengah juga sudah jauh berkembang dibandingkan 10 tahun lalu. Saya mengambil contoh, Annisa Hasibuan, desainer yang menyukai aksesoris timur tengah dalam rancangannya ini, tetap mampu membawakan nuansa modern melalui desainnya. Baik warna emas yang berani dan cuttingnya yang terdiri dari layer-layer yang indah berhasil memberikan penampilan hijaber bak putri raja. Model busana mewah yang dulu berkiblat ke timur tengah, kini berhasil mengadopsi nuansa budaya Indonesia yang kental, namun tetap memberikan kesan mewah bagi pemakainya.

Tahun 2015 menurut saya, seperti titik balik bagi desainer muda untuk semakin menunjukkan eksistensinya di tengah brand-brand dunia yang namanya sudah melekat di industri fashion. Dan ternyata rancangan mereka tidak kalah dengan desainer luar negeri.