Namun ada sebagian orang tua lainnya yang mengadopsi cara
mendidik dengan ketat sehingga membiarkan anak bermain dengan teman sebaya dan hampir tidak
mengenal gadget.
Kalau saya yang ditanya pilih yang mana, saya akan memilih dua-duanya.
Dua hal tersebut memiliki alasan yang kuat untuk saya jalankan.
Saya biasa membiarkan anak-anak bermain gadget pada hari libur dengan pengawasan yang ketat. Mereka perlu tahu
kapan mereka harus berhenti agar tidak berlebihan dalam menggunakan gadget. Anak-anak
saya sangat jago merengek agar diberi ijin bermain game kesukaannya. Sebenarnya,
ini moment anak-anak saya berlatih negosiasi. Lumayan tough kalau bernegosiasi
dengan mereka soal gadget. Untunglah, saya cukup punya pendirian untuk
menolaknya dan memberikan banyak syarat yang harus dijalani sebelum memberikan
tab saya pada mereka. Biasanya saya akan mencari win-win solution di dalam
negosiasi ini.
Syarat pertama adalah sudah menjalankan sholat shubuh.
Biasanya mereka akan segera melakukan ini supaya dapat memainkan mainan
kesayangan mereka. Di sini saya akan menyelipkan nasehat sebaiknya kakak sholat
shubuh bukan karena ingin segera bermain game.
“Iya kakak nggak boleh gitu, sholat shubuh jangan karena mau
main game,” adiknya yang berumur 4 tahun biasa menasehati kakaknya. Dan kakak
pun tersipu malu.
“Sebentar aja ya ma main gamenya, please, please” kata kakak
merengek.
“Ya sudah tapi 10 menit saja ya. Abis itu tab nya mama ambil,
” saya menegaskan.
Negosiasi berjalan lancar, dan kakak akan mengakhiri game
nya. Kemudian saya akan minta mereka untuk bermain di luar bersama teman-teman
sambil menikmati pagi.
“Kalau pagi itu sebaiknya main di luar, Kak. Udaranya seger
lho. Trus teman-temen kakak sama adek juga lagi ngumpul di luar kan. Nanti
kalau lebih dari jam 8udah sepi lho di luar,” saya mengingatkan
Tergiur serunya bermain dengan teman sebaya ia segera melupakan game kesukaannya.Sejauh ini, bermain gelembung/buble dan berlarian menjadi sesi favorit mereka.
Tergiur serunya bermain dengan teman sebaya ia segera melupakan game kesukaannya.Sejauh ini, bermain gelembung/buble dan berlarian menjadi sesi favorit mereka.
Banyak hal yang mereka pelajari dengan bermain dengan teman
sebaya. Selain melatih syaraf motorik, mereka berlatih mengekspresikan dirinya dengan
percaya diri, tanpa ada rasa rendah diri. Memposisikan diri sama dengan orang
lain tanpa saling merendahkan. Selain itu, menyelesaikan pertengkaran kecil di
antara mereka dengan damai adalah pelajaran terbesar. Karena moment ini
melibatkan kemampuan interpersonal mereka untuk mengakui kesalahan, saling memaafkan, sportifitas, berunding
menyelesaikan masalah. Dan sebagai Ibu / orangtua dengan segala rutinitas rumah
di waktu libur, kita tinggal memperhatikan mereka dari jauh, dan melibatkan
diri jika diperlukan.
Selesai bermain, kita bisa mengajak mereka menceritakan
permainan yang mereka lakukan saat berkumpul bersama teman. Dari moment ini saya melatih mereka
menggunakan kemampuan verbalnya dalam bercerita sambil menyelipkan nasehat yang
diperlukan agar sesi bermain selanjutnya berjalan lebih seru tanpa ada masalah.
Bagi saya, anak-anak masih memerlukan memegang gadget asal
dengan batasan dan kesiplinan. Batasan yang perlu mereka pahami adalah
menggunakan gadget secara tidak berlebihan. Gadget adalah simbol bahwa
teknologi itu terus berkembang, dan mereka harus mampu beradaptasi dengan
perkembangan ini, mampu menggunakannya untuk hal-hal yang baik misalnya, mempelajari
sesuatu.
Setelah bermain dan makan pagi, biasanya mereka akan kembali
merengek minta gadget. Kali ini, biasanya saya ijinkan mereka selama 30 menit untuk
melihat “youtube belajar” dalam istilah mereka. Youtube belajar ini maksudnya hanya
melihat Youtube untuk mencari sesuatu yang ingin mereka pelajari. Apakah belajar
bahasa inggris dengan bernyanyi, atau memperhatikan pengucapannya kata-kata
bahasa Inggris, melihat tarian, musik, cara membuat sesuatu atau hal lainnya
sesuai minat mereka. Saya juga akan meminta mereka menulis sendiri apa yang
mereka cari, sambil berlatih mengeja kata. Atau mencari inspirasi video apa
yang ingin mereka buat.
Syarat berikutnya boleh memegang gadget adalah mereka harus
belajar selama kira-kira satu setengah jam. Pelajaran wajib setiap hari mereka
adalah berhitung, menulis, membaca Iqro. Sedangkan bahasa Inggris lebih banyak
saya ajarkan ketika sedang menonton kartun favorite mereka.
Setelah semua rutinitas itu dilakukan. Mereka boleh bermain
game kesukaannya selama 30 menit. Atau saya akan menemani mereka dengan menunjukkan
hal-hal menarik yang ada di Youtube, agar pikiran mereka terbuka bahwa dunia luar
itu luas dan penuh kreatifitas.
Selanjutnya, mama yang gantian bermain gadget hehe. Tetapi
saya tunjukkan kepada mereka bahwa apa yang saya lakukan dengan gadget adalah
lebih banyak mencari sumber informasi dan menulis blog. Terkadang jika ada
artikel menarik yang saya temukan, saya membacakannya untuk mereka.
Dengan cara
ini, saya berharap ketika besar nanti mereka tidak akan menyalahgunakan gadget
namun mampu memahami perkembangan teknologi. Dan disisi lain, mereka dapat memiliki
kecerdasan emotional yang tinggi, memiliki empathy dalam berinteraksi dengan orang lain, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang positif.